Download Google Chrome Offline Installer
Menggunakan
Google Chrome installer lebih praktis bila dibandingkan dengan menggunakan
installer online, pertama karena proses install tidak lagi memerlukan koneksi
internet sehingga prosesnya akan menjadi lebih cepat. Selain itu file installer
bisa disimpan dan digunakan pada perangkat-perangkat lain, terutama yang barus
aja diinstall ulang.
Download Google Chrome Offline Installer
1. Google Chrome Offline Installer
Windows 64-bit. Bisa digunakan untuk sistem operasi Windows 10, Windows 7,
Windows 8, dan Windows 11 versi 64-bit.
Download Google Chrome Offline
Installer Windows 64-bit di sini:
2. Google Chrome Offline Installer Windows 32-bit. Bisa digunakan untuk sistem operasi
Windows 7 32-bit, Windows XP, dan Vista.
Download Google Chrome Offline
Installer Windows 32-bit di sini:
3. Google Chrome Offline Installer macOS. Bisa digunakan untuk sistem operasi macOS
(Macbook Pro, Macbook Air, iMac)
Download Google Chrome Offline
Installer macOS di sini:
4. Google Chrome Offline Installer Linux Debian/Ubuntu 64-bit
Download Google Chrome Offline
Installer untuk Linux Debian, Ubuntu, dan distro turunannya di sini:
5. Google Chrome Offline Installer
Linux Fedora/OpenSuse 64-bit
Download Google Chrome Offline
Installer untuk Linux Fedora, OpenSuse, dan turunannya di sini:
SLIP
SLIP KAPAL
Adalah perbedaan antara kecepatan baling-baling kapal dengan kecepatan kapal dinyatakan dalam %
Kecepatan baling-baling (S) adalah kecepatan teoritis dengan perhitungan putaran baling-baling dalam 1jam dikalikan dengan KISAR baling-baling (pitch propeler)
S=kisar X rpm mesin X 60
KISAR (PITCH)
Adalah jarak yang ditempuh kapal apabila baling-baling berputar 1x360°
SLIP SEMU = kecepatan baling-baling - kecepatan kapal
SLIP SEMU = |
kecepatan baling-baling - kecepatan kapal |
X 100% |
Kecepatan baling-baling |
SLIP SEMU = |
33000-22224 m/dtk |
X 100% |
33000 |
Halo Cnta aku
mengganggumu lagi ☺❤
Saat cnta
baca tulisan ini dah berapa lama yah qta nd ketemu ? Pastinya aku akan slalu
merindukanmu tetap jaga cntaku dan jangan pernah letih menjaganya karena aku
sangat sangat menyayangimu.
Cnta
jangan lupa sholat yach n jaga diri baik2 aku akan slalu mendoakanmu.
Aku
zhayankk kamu I mizz u n I love u
_Mt Saka_
LINGKARAN PUTAR KAPAL
LINGKARAN PUTAR KAPAL
ADVANCE :
Adalah jarak yang ditempuh oleh titik "G" sejak kemudi disimpangkan hingga 90° dari haluan semula
TRANSFER :
Adalah jarak titik "G" tegak lurus terhadap haluan semulah setelah kapal berubah 90° dari haluan semulah
TACTICAL DIAMETER :
Adalah jarak titik "G" pada waktu kapal telah berubah 180° dari haluan semulah
TURNING CIRCLE DIAMETER :
Adalah garis tengah lingkaran yang dibentuk titik "G" setelah berputar tetap
FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI OLAH GERAK KAPAL
FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI OLAH GERAK KAPAL
FAKTOR TETAP
- Bentuk kapal
- Jenis mesin pendorong
- Jumlah, macamnya dan tempat baling-naling
- Macam dan bentuk daun kemudi
Faktor tidak tetap
- Dari dalam kapal
- Sarat kapal
- Trim
- Keadaan muatan
- Teritip / karang yang menempel pada kulit kapal
- Dari Luar kapal
- Keadaan angin, gelombang
- Arus
- Dalam dan lebar perairan
- Jarak terhadap kapal-kapal lain
Stability Diagram (Kurva Stabilitas Kapal)
Stability Diagram (Kurva Stabilitas)
- Menentukan titik-titik berdasarkan nilai GZ pada setiap perobahan sudut oleng (φ)
- Apabila yang terdapat di kapal adalah KN curve, maka GZ dicari dengan rumus:
GZ = KN – KG.Sin φ
Rumus-rumus Perubahan titik G
Rumus-rumus Perubahan titik G
- GG1 = (w x d) / ∆
- G1G2 = (w x d1) / ∆
- Tg φ = G1G2/G1M
- GG1 = jarak tegak perpindahan maya titik G
- G1G2 = jaran)k mendatar perpindahan maya G
- φ = sudut kemiringan kapal akibat perpindahan beban (muatan)
- Tg = Tangens
- ∆ = displacement kapal
- w = berat beban yang dipindahkan
- Penambahan beban w
- GG1 = (w x d) / (∆ + w)
- G1G2 = (w x d1) / (∆ + w)
- Tg φ = G1G2/G1M
- Pengurangan beban w
- GG1 = (w x d) / (∆ - w)
- G1G2 = (w x d1) / (∆ - w)
- Tg φ = G1G2/G1M
Kapal Stabilitas Langsar / Tender Ship
Stabilitas Langsar / Tender Ship
Apabila GM awal terlalu kecil, Nilai GZ kecil, kapal akan memiliki stabilitas langsar (Tender) → olengan lambat, lebih nyaman, bahaya sinkronisasi waktu laut berombak.
Perhitungan kapal Stabilitas melintang
Perhitungan Stabilitas melintang
- Tujuannya:
- menentukan GM awal atau G0M
- Membuat stability-diagram (Kurva Stabilitas)
- Data yang diperlukan:
- KG kapal kosong
- Lightship displacement (berat kapal kosong)
- Berat dan KG tiap-tiap muatan
- Hydrostatic curve/table
- KN/GZ curve/table
- Tank condition (Berat, KG, Free Surface Moment/FSM)
- Menghitung KG baru (KG’), yaitu Jumlah moment dibagi Jumlah Berat (Σmoment / Σw)
- KM dicari dengan menggunakan Hydrostatic curve/table
- GM awal (G0M) = KM – KG baru
Kapal stabilitas kaku / Stiff Ship
Stabilitas kaku / Stiff Ship
Apabila GM awal kapal terlalu besar, nilai GZ menjadi besar, sehingga kapal akan memiliki stabilitas kaku (Stiff) → olengan cepat, terhentak-hentak, tidak nyaman dan merusak bangunan kapal/ muatan, sinkronisasi, muatan bergeser, lashing mudah putus.
TPC (Ton Per Cm Immersion)
TPC (Ton Per Cm Immersion)
- Definisi: TPC adalah bobot/berat muatan yang harus dimuat/dibongkar untuk merobah sarat kapal sebesar 1 cm (dilaut /BJ = 1,025)
- Bobot = Volume x Density
Volume = Area Water Plane (A) x Change of Draught (d = 1 cm atau 1/100 m)
- Bobot (w) = (A x 1,025)/100 atau 1,025.A/100
- TPC diair laut = 1,025.A/100
- TPC di air tawar = 1,000.A/100 atau A/100 → TPI = A/420
- Nilai TPC dapat dilihat di DWT Scale, berobah nilainya pada sarat-sarat yang berbeda
Percobaan Stabilitas (Inclining test)
Percobaan Stabilitas (Inclining test)
Tujuan:
- untuk memperoleh nilai KG pada saat kapal kosong
Preparasi:
- Tidak ada angin (lemah)
- Kapal terapung bebas
- Semua beban diatas kapal tidak bergeser
- Tidak ada free surface
- Personil di atas kapal se minimum mungkin (hanya yang berkepentingan saja)
- Kapal harus duduk tegak dan sarat rata (Upright & even keel)
Rumus terkait
Prinsip:
- GG1 = (w x d)/Δ
- w = berat beban yang di geser
- Δ = W = Light Displacement
- d = jarak pergeseran beban
- Nilai KM dan Δ dapat dilihat dari Hydrostatic curve/tabel
Pelaksanaan
- Gantungkan pada titik tetap sebuah tali unting sampai menyentuh geladak (AB = panjang diukur).
- Sebuah beban yang sudah diketahui beratnya diletakkan pada salah satu sisi kapal kemudian digeser kesisi yang lain. Kapal akan miring.
- Tali unting akan bergeser (tetap tegak lurus) menyentuh geladak (BC = panjang diukur)
Cara Membetulkan kapal stabilitas negatif dan stabilitas netral
Membetulkan stabilitas negatif dan stabilitas netral:
- Menurunkan letak muatan/beban yang ada di kapal
- Menambah beban di bawah titik G
- Membongkar muatan yang berada di atas titik G
- Menghilangkan Free Surface effect
Righting Moment → Capsizing Moment
- Pada stabilitas positif akan timbul momen penegak (righting moment) → momen ini membantu kapal untuk kembali tegak
Moment of static stability = W x GZ = W x GM x Sin φ
- Pada stabilitas negatif, akan timbul momen penerus (capsizing moment) → momen ini menambah sudut miring kapal, sehingga kapal sulit kembali tegak
- Moment statis = W x – GM x Sin φ
- Pada stabilitas netral, pada sudut oleng kecil momen penegak 0 karena lengan penegaknya = 0
Kapal Stabilitas Netral
Stabilitas Netral
- Apabila G berimpit M (GM = 0) → Stabilitas Netral (neutral equilibrium). Pada sudut kecil GZ = 0
- Pada sudut oleng besar, titik M berpindah, sehingga nilai GZ akan menjadi positif
Kerugiannya:
- Luas area kurva stabilitas kecil, sehingga kapal langsar
- ‘Range of Stability’ kecil
Kapal Stabilitas Negative || Negative Equilibrium
Stabilitas Negative (Negative Equilibrium)
- G diatas M → Stabilitas Negatif (negative equilibrium)
- Timbul momen-penerus (capsizing moment) → pada stabilitas awal (statical /initial stability)
Athwart / Traverse Stability || Stabilitas Melintang Kapal
Stabilitas melintang kapal
Stabilitas melintang kapal merupakan topik yang sangat penting dalam pembahasan tentang stabilitas kapal, karena langsung berkaitan dengan keselamatan kapal pada waktu pemuatan dan selama pelayaran, serta merupakan hal yang selalu digunakan dalam setiap pekerjaan rutin di atas kapal.
Titik-titik dan garis-garis penting dalam Stabilitas melintang
- Titik G
- Titik M
- Titik B
- KG
- KM
- KB
- BM
- GZ
- KN
- Adalah titik Metacenter, merupakan titik maya dimana seolah merupakan titik pusat ayunan pada ‘bandul’ atau ‘pendulum’
- Titik M pada sudut-sudut olengan kapal yang kecil (hampir) tidak berpindah (GM Awal..!). Tetapi pada sudut olengan besar, berpindah-pindah (tidak tetap)
- Adalah titik tumpu seluruh beban yang ada diatas kapal
- Tetap, apabila semua beban di atas kapal tidak bergerak, displacement kapal tidak berobah
- Naik apabila dibongkar muatan yang berada di bawah titik G atau di tambah muatan di atas titik G
GERAKAN-GERAKAN AIR LAUT
GERAKAN AIR LAUT
Macam-macam gerakan air laut :
- Ombak dan gelombang
- A l u n
- A r u s
- Pasang Surut
Ombak dan Gelombang
Terjadi karena adanya tiupan angin di atas permukaan laut yang bersangkutan, makin besar kecepatan angin makin tinggi ombak yang ditimbulkan.
Depresi Daerah Sedang
Depresi = suatau daerah tekanan rendah.
Depresi yang terdapat di daerah Sedang biasanya disertai dengan sebuah front dingin dan sebuah front panas.
Kedua front cuaca tersebut saling bersambung, yang berbentuk seperti Gelombang
TIMBER CARGO ON DECK / MUATAN KAYU DI DECK
Bila kapal akan memuat di atas deck maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Stabilitas kapal harus cukup baik, perhatikan pemakaian air tawar, bahan bakar dan penyerapan air oleh muatan di atas deck
- Keamanan ABK tidak boleh terganggu
- Tidak menghalangi atau mengganggu pandangan Navigator dalam bernavigasi
- Kekuatan Deck (DECK LOAD CAPACITY)
- Lashingan harus kuat
- Sifat muatan misalnya muatan berbahaya, agar dalam keadaan darurat dapat segerah dibuang
- Bentuk yang khusus: Misalnya Tongkang, Lokomotif, Sekoci dan lainnya
- Pengecualian lain: misalnya palka sudah penuh tapi dalam BIll OF LOADING ditulis "Deck Cargo At Shipper Risk"
- Memiliki forecastle dengan panjang minimum 7% dari L.O.A serta memiliki tinggi sesuai standar
- Bagi kapal yang panjang ≤ 75meter tinggi minimum fore castle 1.8meter
- Bagi kapal yang panjang ≤ 125meter tinggi minimum fore castle 2.30meter
- bagi kapal yang panjang 75meter ≤ L ≤ 125meter dan tinggi minimum fore castle nya interpolasi antara 1.8meterdan 2.30meter
- Kapal harus memiliki tangki dasar berganda (DOUBLE BOTTOM) dengan panjang minimum 50% dari L.O.A, (DARI DEPAN). Serta dilengkapi dengan sekat pemisah membujur di tengah-tengahnya
- Harus memiliki kubu-kubu (STANCHION) dengan ketinggian minimum = 1meter, memebihi muatan geladaknya, dengan jarak maksimum 2meter satu sama lain.
- Tinggi stanchion minimal 1meter melebihi muatan geladak
- Stanchion dengan jarak maksimum 2meter
- Forecastle panjang minimum 7% dari L.O.A
- Double bottom (DASAR BERGANDA) panjang minimum 50% dari L.O.A
- Tinggi muatan geladak setinggi-tingginya dengan syarat :
- Tidak menggangu stabilitas kapal
- Tidak mengganggu pandangan dari anjungan
- Tidak menggangu kerja ABK
- Muatan geladak tidak boleh menutupi Main Hole, Lubang Soundingan, Ventilasi, dan Lashingan harus kuat dan kencang
- Tinggi minimum muatan geladak harus sama dengan tinggi Forecastle nya
- Khusus untuk pelayaran di daerah winter (musim dingin) tinggi maksimuim muatan geladak adalah 1/3 X Lebar kapal
DAFTAR PELABUHAN DI INDONESIA BESERTA POSISI KOORDINAT LINTANG DAN BUJURNYA NYA
PELABUHAN DI INDONESIA
Berikut ini adalah daftar nama pelabuhan di indonesia beserta posisi koordinat lintang dan bujur nya
NO |
NAMA PELABUHAN |
POSISI |
1 |
Tobo Ali- Bangka |
03-00’S/ 106-27’E |
2 |
Teluk Amahai – Seram |
03-20’S/ 128-55’E |
3 |
Amamapare – Papua |
04-49’S/ 136-52’E |
4 |
Amboina – ambon |
03-41’S/ 128-52’E |
5 |
Ampenan – Lombok |
08-33’S/ 116-04’E |
6 |
Bagan Siapi-api Sumatera |
02-09’N/ 100-48’E |
7 |
Terminal Ardjuna-Jawa |
05-56’S/ 107-45’E |
8 |
Terminal Arun-Sumatera |
05-14’N/ 097-07’E |
9 |
Asahan – Sumatera |
02-58’N/ 099-48’E |
10 |
Attaka-Santan terminal-Borneo |
00-06’S/ 117-32’E |
11 |
Teluk Bayur – Padang |
00-59’S/ 100-23’E |
12 |
Tanjung Balai – Sumatera |
02-58’S/ 099-48’E |
13 |
Balikpapan – Borneo |
01-16’S/ 116-49’E |
14 |
Balongan Terminal – Jawa |
06-17’S/ 108-27’E |
15 |
KotaBaru – Pulau laut |
03-14’S/ 116-13’E |
16 |
Bekapai Terminal – Borneo |
00-59’S/ 117-31’E |
17 |
Belawan – Sumatera |
03-47’N/ 098-41’E |
18 |
Bengkalis - Sumatera |
01-27’N/ 102-06’E |
19 |
Bengkulu - Sumatera |
03-47’S/ 102-15’E |
20 |
Benoa – Bali |
08-46’S/ 115-12’E |
21 |
Bima – Sumbawa |
08-27’S/ 118-43’E |
22 |
Bitung - Sulawesi |
01-26’N/ 125-12’E |
23 |
Buleleng – Bali |
08-06’S/ 115-06’E |
24 |
Buton - Sulawesi |
05-27’S/ 122-38’E |
25 |
Teluk Buli – Halmahera |
00-52’N/ 128-14’E |
26 |
Cirebon – Jawa |
06-42’S/ 108-35’E |
27 |
Cilacap – Jawa |
07-46’S/ 109-01’E |
28 |
Cinta Terminal – Sumatera |
05-27’S/ 106-16’E |
39 |
Dabo – Singkep |
00-30’S/ 104-28’E |
30 |
Jakarta – Jawa |
06-07’S/ 106-49’E |
31 |
Donggala – Sulawesi |
00-40’S/ 119-45’E |
32 |
Dumai – Sumatera |
01-41’N/ 101-27’E |
33 |
Fak-Fak – Papua |
02-56’S/ 132-18’E |
34 |
Gresik – Jawa |
07-10’S/ 112-39’E |
35 |
Sungai Gerong |
02-59’S/ 104-52’E |
36 |
Gorontalo – Sulawesi |
00-30’N/ 123-03’E |
37 |
Tanah Grogot – Borneo |
01-55’S/ 116-11’E |
38 |
Gunung Sitoli – Pulau Nias |
01-19’N/ 097-36’E |
39 |
Jambi – Sumatera |
01-35’S/ 103-37’E |
40 |
Teluk Jayapura – Papua |
02-32’S/ 134-43’E |
41 |
Kalianget – Madura |
07-03’S/ 113-56’E |
42 |
KasimMarine Terminal – Papua |
01-18’S/ 131-01’E |
43 |
Ketapang – Borneo |
01-50’S/ 109-55’E |
44 |
Kijang – Pulau Bintan |
00-51’N/ 104-37’E |
45 |
Kupang – Timor |
10-10’S/ 123-34’E |
46 |
Sungai Kolak – Pulau Bintan |
00-51’N/ 104-37’E |
47 |
Kota raja Olee lheue –Aceh |
05-33’N/ 095-19’E |
48 |
Labuan tring bay – Lombok |
08-44’S/ 116-04’E |
49 |
Lhok Sumawe – Aceh |
05-08’N/ 097-10’E |
50 |
Lingkas – Borneo |
03-17’N/ 117-36’E |
51 |
Manokwari – Papua |
00-52’S/ 134-04’E |
52 |
Manado – Sulawesi |
01-31’N/ 124-51’E |
53 |
Port Meneng |
08-13’S/ 114-23’E |
54 |
Merak – Jawa |
05-56’S/ 106-00’E |
55 |
Merauke – Papua |
08-29’S/ 140-22’E |
56 |
Mokmer – Biak |
01-12’S/ 136-09’E |
57 |
Muntok – Bangka |
02-04’S/ 105-10’E |
58 |
Muturi Terminal – Papua |
02-12’S/ 133-41’E |
59 |
Teluk Nibung |
03-00’N/ 099-48’E |
60 |
Palembang – Sumatera |
03-00’S/ 104-45’E |
61 |
Sungai Paloh |
01-45’N/ 109-17’E |
62 |
Panarukan |
07-41’S/ 113-57’E |
63 |
Tanjung Pandan – Belitung |
02-44’S/ 107-38’E |
64 |
Pangkalan susu |
04-07’N/ 098-13’E |
65 |
Panjang |
05-28’S/ 105-19’E |
66 |
Patani – Halmahera |
00-16’N/ 128-45’E |
67 |
Pelabuhan Piru – Seram |
03-04’S/ 128-12’E |
68 |
SaumLaki – Tanimbar |
07-58’S/ 131-17’E |
69 |
Pemangkat – Borneo |
01-11’N/ 108-59’E |
70 |
Plaju – Sumatera |
02-59’S/ 104-48’E |
71 |
Pomalaa – Sulawesi |
04-10’S/ 121-36’E |
72 |
Pontianak – Borneo |
00-01’S/ 109-16’E |
73 |
Probolinggo – Jawa |
07-43’S/ 113-13’E |
74 |
Sabang – Pulau we – Aceh |
05-53’N/ 095-19’E |
75 |
Salawati – Papua |
01-21’S/ 130-59’E |
76 |
Samar |
06-56’S/ 110-25’E |
77 |
Samarinda – Borneo |
00-29’S/ 117-09’E |
78 |
Sambas |
01-21’N/ 109-18’E |
79 |
Pulau Sambu – Kepri |
01-09’N/ 103-54’E |
80 |
Sangkulirang |
00-54’N/ 118-02’E |
81 |
Tanjung Emas-Semarang |
06-56’S/ 110-25’E |
82 |
Senipah Terminal – Borneo |
1-03’S/ 117-13’E |
83 |
Singkawang – Borneo |
00-55’N/ 108-58’E |
84 |
Sorido – Biak |
01-10’S/ 136-03’E |
85 |
Sorong – Papau |
00-51’S/ 131-14’E |
86 |
Sungai Pakning – Sumatera |
01-21’N/ 102-10’E |
87 |
Tapaktuan |
03-16’N/ 097-11’E |
88 |
Tarakan – Borneo |
03-17’N/ 117-36’E |
89 |
Tegal – Jawa |
06-51’S/ 109-08’E |
90 |
Ternate |
00-47’N/ 127-17’E |
91 |
Tuban |
06-54’S/ 112-04’E |
92 |
Toli-Toli |
01-02’N/ 120-49’E |
93 |
Waing Apu – Sumba |
09-39’S/ 120-16’E |
94 |
Tanjang Uban – Kepri |
01-04’N/ 104-13’E |
95 |
Tanjung Pinang – Kepri |
00-55’N/ 104-26’E |
96 |
Tanjung Perak – Surabaya |
07-12’S/ 112-44’E |
97 |
Tanjung Priok – Jakarta |
06-06’S/ 106-53’E |
98 |
Tanjung Leppe |
04-13’S/ 121-33’E |
99 |
Majene – Sulawesi |
03-33’S/ 118-58’E |
100 |
Malili – Sulawesi |
02-38’S/ 121-04’E |
101 |
Parepare – Sulawesi |
04-01’S/ 119-37’E |
102 |
Makassar – Sulawesi |
05-07’S/ 119-24’E |
103 |
Mangkasa – Sulawesi |
02-44’S/ 121-04’E |